Kamis, 17 April 2008

Police in Indonesia

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Well, para komunitas blogger yang ngebaca tulisan ini, pertama-tama saya mau meminta dengan sangat tanggapan Anda tentang polisi. Kita tahu mereka adalah salah satu penegak keadilan di negara ini. Tapi, ketika saya membaca email yang saya dapatkan dari ayah saya, saya merasa ada yang berbeda. Apakah itu?? Oh ya, sebelumnya no offense ya, tapi ini menyangkut sebuah kehidupan yang mungkin aja bisa menjadi bahan pikiran kita.

Jadi, ini isi emailnya, saya terangkan dengan bahasa saya.

Korban A dan B. A sebagai pembicara.

Saat waktu sudah melewati maghrib, si A dan B sedang dalam perjalanan menuju rumah. Lalu, di tengah jalan ada polisi yang sedang melakukan razia. Mobil mereka diberhentikan dan polisi tersebut meminta mereka untuk keluar dari mobil mereka. Mereka pun menurut. Lalu, kedua polisi tersebut mulai melakukan penggeledahan di dalam mobil mereka. Setelah beberapa saat, tiba-tiba kedua polisi tersebut MERASA menemukan pil-pil narkoba. Mereka secara spontan bilang tidak. Sejujurnya, mereka sama sekali tidak mengetahui di mobil mereka ada benda tersebut. Namun, polisi tersebut tetap insist dengan pendirian mereka dan kasarnya memaksa kedua orang tersebut untuk mengaku. Mereka jelas bilang tidak, donk. Namun, apa yang terjadi berikutnya? Kedua orang tersebut dipukul dan disiksa, padahal mereka tidak tahu menau masalah pil-pil tersebut. Kalau kita berada di posisi yang sama, jelaslah kita akan berontak dan bilang itu bukan hal yang sebenarnya.

Lalu, akhirnya kedua polisi tersebut melakukan panggilan ke kantor polisi dan wartawan pers pun datang. Yang datang yaitu wartawan dan reporter dari acara-acara kriminal seperti BUSER, SERGAP, dll. Reporter-reporter tersebut mewawancarai polisi tersebut. Dengan naifnya polisi tersebut bilang seakan-akan pahlawan yang baru saja melakukan tugas suci, bahwa kedua orang tersebut memang dalang pelaku penjualan narkoba. Nah, lho, ada apa ini??

Lalu, kedua orang tersebut dimasukkan ke dalam lembaga permasyarakatan. Saya tidak perlu memberitahu dimana (jadikan ini aware bagi setiap pembaca!!!). Sebelum mereka dimasukkan ke dalam sel, barang-barang mereka ditahan oleh polisi tersebut seperti, dompet, hp dll. Setelah dimasukkan, mereka jelas saja pasrah. Lima hari setelah penangkapan mereka, keluarga mereka merasa bingung dan akhirnya melakukan pencarian terhadap mereka. Akhirnya keluarga mereka menemukan mereka di LP tersebut. Namun, sebelum itu polisi tersebut melakukan perjanjian dengan mereka untuk membayar setiap kali ada kunjungan terhadap mereka. NAH INI DIA. Bila tidak, mereka tidak akan dibiarkan untuk dijenguk. Selain itu, mereka juga melakukan kebiadaban yang lain. Di dalam penjara tersebut, banyak narapidana yang bisa memanggil wanita panggilan untuk memuaskan nafsu birahi mereka. Hal itu, bisa dilakukan dengan membayar kepada polisi tersebut.

Nah sekian dari isi email di atas. Jujur saja, ini adalah cerita FAKTA. Orang yang mengalaminya memberitakan hal ini kepada temannya. Melalui temannya, tersebarlah berita ini melalui email.

Para blogger atau pun siapa saja yang sudah membaca ini, bagaimanakah pendapat Anda??

Apakah ini yang bisa disebut sebagai penegak hukum?? Memang sih, mungkin agak terlalu offense tentang polisi, namun bisa dilihat dari kisah nyata di atas. Bentuk muka dua dari penegak hukum. Bagaimana negara ini bisa maju bila melihat kenyataan pahit seperti di atas?? Terlebih lagi, masih banyak juga hal-hal picik lain yang mungkin dilakukan oleh polisi-polisi di Indonesia. Dimohon tanggapannya.

Tulisan ini bukan merupakan sebuah offense, tapi harap diingat dan dipertimbangkan. Bagaimana bila Anda yang terjerat di kasus seperti di atas? Relakah Anda?? Kalau saya, jujur, tidak akan rela hidup saya difitnah secara brutal seperti itu meskipun mereka dianggap suci oleh orang-orang lain dalam hidup mereka.

Mungkinkah dengan posisi yang mereka miliki membuat mereka merasa paling wah sehingga mereka bebas dengan tindakan munafik tersebut?? Bagi saya, jujur, ini adalah sebuah perusakan moral dalam bangsa ini. Hanya saja, mereka mungkin TIDAK sadar akan kebodohan-kebodohan yang mereka lakukan.

Diharap tanggapannya...

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh